Minggu, 04 Januari 2015

TUGAS ARTIKEL ILMIAH PRE UAS



ARTIKEL  ILMIAH

Selama bertahun-tahun, perhatian seluruh dunia untuk lingkungan telah mendapatkan banyak perhatiannya. Kegiatan industri yang menyebabkan pencemaran lingkungan telah meningkatkan kekhawatiran mempromosikan lebih ramah lingkungan produksi untuk mengurangi dampak polusi. Kesesuaian dengan standar ISO membutuhkan kebijakan komitmen untuk mematuhi semua persyaratan peraturan dan mandat lain seperti pencegahan polusi dan EMS perbaikan berkelanjutan yang dapat diverifikasi oleh auditor eksternal. Secara umum , EMS harus didasarkan pada suatu organisasi dan di dokumentasikan kebijakan lingkungan dan mengandung karakteristik berikut:
 
1)    Tujuan , metode , dan waktu untuk bertemu lingkungan persyaratan dan usaha sukarela ;
2)    Prosedur untuk menjaga dokumentasi yang sesuai berkaitan untuk tujuan tersebut;
3)    Struktur didefinisikan dan tanggung jawab untuk setiap tugas bersama dengan ketersediaan
sumber daya yang memadai ;
4)    Tindakan perbaikan dan pencegahan serta darurat tata cara;
5)    Rencana pelatihan karyawan dengan update berkala untuk menentukan tujuan dari EMS,
tanggung jawab dan resiko ; serta
6)    Sebuah rencana untuk audit berkala kinerja organisasi dalam mencapai tujuan dan seberapa
baik EMS membantu organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan.
 
Metrik kinerja lingkungan yang diperlukan untuk mengukur peningkatan yang sehubungan
dengan lingkungan. Parameter tersebut sangat penting untuk mendukung penetapan tujuan,
pemantauan dan perbaikan terus-menerus dalam desain produk. Beberapa perusahaan konstruksi
telah menerapkan sistem EMS penuh. Sistem seperti ini yang paling umum di antara fasilitas
manufaktur yang memiliki stabilitas relatif dari waktu ke waktu dan lebih lama dan lebih
mempunyai sejarah panjang peraturan lingkungan. Perusahaan yang proaktif dalam melaksanakan
efektif EMS mencari beberapa keuntungan yaitu:
 
§  Peningkatan persyaratan kepatuhan terhadap peraturan ;
§  Pasar terbuka dan mengurangi hambatan perdagangan ;
§  Pengurangan kewajiban dan risiko ;
§  Peningkatan kredibilitas antara pelanggan dan rekan-rekan ;
§  Pengurangan dampak berbahaya bagi lingkungan ;
§  Pencegahan / pengurangan polusi dan limbah yang berkali-kali dihasilkan ;
§  Penghematan biaya ;
§  Perbaikan dalam situs dan keamanan proyek dengan meminimalkan cedera ;
§  Beragam hal yang terkait dengan tumpahan lingkungan , rilis , dan emisi ;
§  Peningkatan hubungan dengan para pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga,
   kelompok masyarakat dan investor ; dan
§  Pembentukan sistem untuk terus perbaikan lingkungan.
 
Sangat penting untuk mengetahui apa dampak yang signifikan dari ISO 14001, implementasi
EMS pada kinerja (yaitu operasi dan kinerja bisnis) perusahaan untuk lebih mendorong
perusahaan-perusahaan lain yang tidak memiliki ISO 14001 EMS di tempat lain untuk
mempertimbangkan dan mengimplementasikannya dalam waktu dekat sehingga mereka tidak
kehilangan jejak mereka untuk bersaing secara lokal maupun global. Kesesuaian dengan
standar ISO membutuhkan kebijakan komitmen untuk mematuhi semua persyaratan peraturan
dan mandat lain seperti pencegahan polusi dan EMS perbaikan berkelanjutan yang dapat
diverifikasi oleh auditor eksternal.

Sabtu, 03 Januari 2015

Bio Energi Berbasis Jagung Dan Pemanfaatan Limbahnya


TUGAS REVIEW/KAJIAN JURNAL PRE UAS



REVIEW JURNAL
BIO ENERGI BERBASIS JAGUNG DAN PEMANFAATAN LIMBAHNYA
Karya: Teguh Wikan Widodo, A. Asari, Ana N. dan Elita R.

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang 15310 BANTEN

Identitas
Jurnal yang direview adalah sebuah jurnal Teknologi konversi energy atau yang sering disebut energy terbarukan/ energy alternatif yang ditulis oleh Teguh Wikan Widodo, A. Asari, Ana N. dan Elita R. dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang 15310 BANTEN. Jurnal yang berjudul “Bio Energi Berbasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya” ini diterbitkan pada tahun 2004. E-mail di: teguh_wikan_widodo@yahoo.com

Abstrak
Jurnal ini ditulis dengan tujuan untuk mencari cara bagaimana memanfaatkan limbah jagung dan turunan produk berbahan baku jagung sebagai sumber energi terbarukan. Jurnal ini juga ditulis dengan tujuan bagaimana cara penggunaan optimal agar diperoleh keuntungan yang maksimal dari limbah jagung tersebut serta mengatasi kendala-kendalanya. Kata kunci yang digunakan: energi terbarukan, teknologi konversi energi, biomasa, jagung.

Latar Belakang
            Kenaikan harga bahan bakar minyak dan menipisnya cadangan sumber
minyak bumi di Indonesia dapat menjadi penghambat pembangunan pertanian
berkelanjutan. Atas dasar masalah tersebut, maka diperlukan upaya untuk mencari
sumber-sumber energi alternatif. Salah satu potensi energi alternatif adalah limbah
biomasa yang dihasilkan dari aktivitas produksi pertanian yang jumlahnya sangat
besar.
Biomasa bersifat mudah didapatkan, ramah lingkungan dan terbarukan.
Secara umum potensi energi biomassa berasal dari limbah tujuh komoditi yang
berasal dari sektor kehutanan, perkebunan dan pertanian. Potensi limbah biomassa
terbesar adalah dari limbah kayu hutan, kemudian diikuti oleh limbah padi, jagung,
ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu. Secara keseluruhan potensi energi limbah
biomassa Indonesia diperkirakan sebesar 49.807,43 MW. Dari jumlah tersebut,
kapasitas terpasang hanya sekitar 178 MW atau 0,36 % dari potensi yang ada. Selain sebagai sumber energi biomasa, limbah jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak dan pupuk kompos.

            Pemanfaatan limbah jagung masih menghadapi banyak kendala seperti
lokasi produksi jagung yang tersebar dan densitas kamba yang kecil sehingga biaya
transportasi untuk mengumpulkan bahan baku cukup tinggi. Dengan sistem kawasan
terintegrasi diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut. Keberhasilan dalam
meningkatkan produktivitas tanaman jagung, diperlukan pula diversifikasi
pemanfaatan produknya agar nilai ekonomisnya meningkat

Metode
            Jagung memiliki banyak kegunaan, diantaranya yaitu: daun sebagai hijauan
pakan ruminansia, biji jagung sebagai sumber energi ternak unggas, sedangkan
limbah jagung lainnya seperti kulit jagung, bonggol jagung dan dedak jagung dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemanfaatan tongkol jagung untuk pakan ternak
melalui proses fermentasi dengan cara mencampur tongkol jagung dengan bakteri
trikoderma dan gula pasir.
            Sebuah perusahaan di Iowa, AS berhasil memanfaatkan tongkol jagung
sebagai berbagai produk yang ramah lingkungan. Tongkol memiliki sifat-sifat seperti
salah satu bagiannya keras dan sebagian bersifat menyerap (absorbent), juga sifatsifat
yang merupakan gabungan beberapa sifat, seperti: tidak terjadi reaksi kimia bila
dicampur dengan zat kimia lain (inert), dapat terurai secara alami dan ringan sehingga
tongkol jagung berupakan bahan ideal campuran pakan, bahan campuran insektisida
dan pupuk. Serta dapat digunakan sebagai alas hewan peliharaan karena alami, bersih
dan dapat mengurangi bau tidak sedap.
            Beberapa ragi seperti Candida polymorpha dan Pichia miso secara aerob
dapat merubah D-xylose mejadi xylitol sebagai produk utamanya dengan efisiensi
konversi mencapai 90%. Penemuan ini membanggakan karena xylitol adalah suatu
gula alkohol yang merupakan pemanis alami yang terdapat dalam jumlah kecil pada
berbagai varietas buah-buahan dan sayuran. Xylitol tidak membentuk asam dan
digunakan sebagai gula substitusi bagi penderita diabetes. Xylitol sering dipakai
sebagai bahan permen karet dan pasta gigi. Macam-macam gula dalam residu tongkol
jagung (% berat kering) adalah xylose: 65, arabinose: 10 dan glukose: 25.

Hasil dan Pembahasan
Sumber energi terbarukan yang berasal dari komoditas jagung di Indonesia
belum dimanfaatkan secara optimal. Studi mengenai pengembangan potensi sumber
energi terbarukan yang berasal dari komoditas jagung telah dilakukan di berbagai
negara. Potensi pemanfaatan dan pengembangan sumber energi terbarukan tersebut di
antaranya bahan bakar padat, bahan padat untuk proses Pirolisa dan Gasifikasi, Ethanol dan 2,3 Butanadiol dan Biodiesel.

Analisis Kritis
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia. Pada tahun 2006, luas panen jagung adalah 3,5 juta hektar dengan
produksi rata-rata 3,47ton/ha, produksi jagung secara nasional 11,7 juta ton. Menurut
Prasetyo (2002) limbah batang dan daun jagung kering adalah 3,46 ton/ha sehingga
limbah pertanian yang dihasilkan sekitar 12.1juta ton. Dengan konversi nilai kalori
4370 kkal/kg (Sudradjat, 2004) potensi energi limbah batang dan daun jagung kering
sebesar 66,35 GJ. Energi tongkol jagung dapat dihitung dengan menggunakan nilai
Residue to Product Ratio (RPR) tongkol jagung adalah 0,273 (pada kadar air 7,53%)
dan nilai kalori 4451 kkal/kg (Koopmans and Koppejan, 1997; Sudradjat, 2004). Potensi energi tongkol jagung adalah 55,75 GJ.
Potensi energi limbah pada komoditas jagung sangat besar dan diharapkan
akan terus meningkat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan
produksi jagung secara nasional. Namun, limbah jagung memiliki banyak kegunaan,
diantaranya adalah untuk pakan ternak, dalam hal ini pemerintah telah mencanangkan
program pengembangan peternakan secara terintegrasi (Crop Livestock System/
CLS). Oleh karena itu, optimasi pemanfaatan limbah jagung sangat diperlukan untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal. Untuk memperkirakan potensi riil energi
limbah jagung, penggunaan tongkol jagung untuk keperluan bahan bakar sekitar 90%
sedangkan limbah batang dan daun sekitar 30% dari potensi yang ada.

Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

4.1. Tanaman jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan terpenting
kedua di Indonesia. Berdasarkan karakteristik fisik dan kimianya, tanaman
jagung memiliki banyak kegunaan, berpotensi sebagai sumber energi
terbarukan dan produk samping yang bernilai ekonomis tinggi.

4.2. Pemanfaatan jagung dan limbahnya sebagai sumber energi terbarukan dengan
teknologi konversi energi yang ada saat ini, di antaranya adalah (1) sebagai
bahan bakar tungku untuk proses pengeringan atau pemanasan, (2) sebagai
bahan bakar padat untuk proses pirolisis dan gasifikasi, (3) sebagai bahan baku
pembuatan ethanol dan (4) sebagai bahan baku potential pembuatan biodiesel.

4.3. Pemanfaatan limbah jagung dan turunan produk berbahan baku jagung sebagai
sumber energi terbarukan cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia,
namun penggunaan secara optimal perlu dikaji agar diperoleh keuntungan yang
maksimal.

 4.4. Pemanfaatan limbah jagung masih menghadapi banyak kendala seperti lokasi
produksi jagung yang tersebar dan densitas kamba yang kecil sehingga biaya
transportasi untuk mengumpulkan bahan baku cukup tinggi. Untuk itu, dengan
sistim kawasan terintegrasi diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut.

Kamis, 01 Januari 2015

Studi Kasus Pemanasan Global

Studi Kasus Pemanasan Global (Sumber Listrik Semakin Menipis) 
MASALAH YANG DIHADAPI

KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua memerlukan listrik.
Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik. Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari aliran air atau dari aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber energi lain.
Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini sebagian besar disupply dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan minyak bumi pun semakin menipis dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun mendatang. Cadangan batubara dan gas pun jumlahnya terbatas. Disamping itu, saat ini terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari pembakaran sumber energi fosil. Hal ini menuntut kita mencari sumber energi alternatif yang bersih dan tidak terbatas untuk menghasilkan listrik.
Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Di kota besar Indonesia, listrik seakan terpenuhi meskipun permintaan dan penggunaannya semakin besar. Tapi, di sebagian daerah terpencil Indonesia, masih saja ada daerah yang tidak terjamah oleh listrik. Mereka masih hidup dalam kegelapan sedangkan di kota besar ada yang memanfaatkannya sesuka hati.
ENERGI FOSIL PENGHASIL LISTRIK MENIPIS
Borosnya penggunaan listrik di Indonesia telah menghabiskan sebagian dari ketersediaan fosil yang ada di bumi.  Bahan bakar fosil terbentuk lewat proses alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu. Dinosaurus, pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup yang mati, terendapkan di tanah, dan sekarang telah menjadi minyak bumi, gas alam, atau batu bara. Gas alam berbentuk gas, minyak bumi berbentuk cair, dan batu bara berbentuk padat. Perbedaan wujud mereka disebabkan perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka terima di perut bumi selama jutaan tahun.
Bahan bakar fosil adalah sumberdaya tak terbarukan karena perlu jutaan tahun untuk terbentuk, dan sumber yang ada lebih cepat habis ketimbang terbentuk yang baru. Produksi dan pemakaian bahan bakar fosil menyebabkan masalah-masalah lingkungan. Hal ini terjadi karena saar pembakaran batu bara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, dan telah dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia dari batu bara dan sulitnya memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini untuk pembakaran. Hujan asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara. Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer, menciptakan bahan asam (asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.
SOLUSI
Mematikan lampu di siang hari
Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.
Menggunakan lampu hemat energi

Lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula.

References
mohamadramdani93.blogspot.com/.../studi-kasus-pemanasan-global.html