Part
I
Judul : Universal Design and Ergonomics
for All Ages and Abilities
Pembicara : Irma Nur Afiah
Banyak universitas yang dapat dipilih
untuk melanjutkan program sturdi di Jepang, antara lain Kyushu University,
Fukuoka, Japan. Kyushu University merupakan universitas tertua di Jepang dan
menyediakan program S3 untuk Industrial Engineering. Selain itu Kyushu
University juga memperkenalkan sistem biomechanics, 3D motion system,
memperkenalkan pola hidup sehat, dan melayani penyandang disabilitas. Kyushu
University memiliki peringkat yang menjanjikan baik di dunia, asia maupun di
negara Jepang menurut beberapa versi. Kyushu University menempati peringkat 133
di dunia, 48 di Asia dan ranking 8 di Jepang.
Akses
selama kuliah di Jepang juga tergolong mudah. Di Jepang juga terdapat
perkumpulan mahasiswa Indonesia maupun mancanegara. Banyak event yang dapat
dihadiri antara lain Grand Liftar Ramadhan, acara Idul Fitri, Natsu Matsuri,
Yamakasa, Support for Gaza dan lain-lain. Program S3 yang ditawarkan untuk
Teknik Industri antara lain Ergonomics for All Ages and Abilitis. Yang
dipelajari dari program studi tersebut yaitu bagaimana cara mengkaitkan produk
dan teknologi yang diciptakan dengan mengimbangkan kebutuhan manuasia
(masyarakat), antara lain mengenai usia, kebutuhan, postur tubuh dan
abilitas/disabilitas tubuh.
Di
Jepang telah banyak diciptakan produk yang gunanya mendukung kegiatan kesehatan,
teknologi yang canggih, produk yang efisien dan bermutu, produk yang sengaja
diciptakan untuk penyandang disabilitas dan juga produk lain yang tentunya
mendukung usia dan kebutuhan si pemakai. Kyushu University menyediakan
laboraturium untuk penyandang disabilitas dengan tujuan membantu mereka agar
mampu menghadapi situasi apapun dengan keterbatasan.
Ergonomics
for All Ages and Abilitis mengajarkan bagaimana cara mengkaitkan kebutuhan
manusia dengan menerapkan teori-teori dan metode desain untuk menciptakan
inovasi baru. Contoh produk Jepang yang telah terealisasikan antara lain
handphone dengan tombil besar khusus untuk lansia, gunting yang di desain
khusus untuk penyandang disabilitas, kursi roda yang dapat berjalan secara
otomatis, produk kesehatan yang comfortable, sabun dengan busa yang banyak,
produk interior rumah dan masih banyak lagi.
Part
II
Judul : Peluang, Tantangan dan Ancaman
AFTA 2015
Pembicara : Dwi Priyanto S. Si, MT.
AFTA 2015 merupakan peluang, tantangan dan juga merupakan ancaman bagi Indonesia. Untuk menghadapinya diperlukan daya saing, antara lain daya saing SDM, Iklim investasi dan produktifitas, efisiensi serta kualitas.Inovasi yang harus dikembangkan antara lain inovasi produk, inovasi proses dan inovasi strategis. Di negara maju seperti Amerika, Jepang dan Negara Eropa lain telah menerapkan sistem otomasi di kegiatan perindistrian. Sistem otomasi dapat meningkatkan daya saing untuk meningkatkan kualitas produk Indonesia.
Otomasi masih bersifat kontradiktif di Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa penerapan otomasi memerlukan biaya besar-besaran dan akan menciptkan pengangguran sumberdaya manusia akibat digunakannya sumber daya mesin. Sebetulnya otomasi telah lama digunakan Indonesia untuk berbagai kegiatan industri, seperti otomasi pembangkit listrik, security and alarm, otomasi dalam industri minyak, otomasi dalam industri manufaktur dan aplikasi otomasi dalam industri jasa, seperti mesin pengambilan antrian dan karcis parkir, dan masih banyak lagi. Pada kenyatannya sistem otomasi di perindustrian tidak akan menyebabkan pengangguran, namun sebaliknya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Tujuan utama otomasi di
perindustrian antara lain untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan mutu,
efisiensi waktu dan energi, mengantisipasi biaya buruh yang tinggi,
meringkankan pekerjaan yang dilakukan secara manual dan sebagainya. Realitas
otomasi di negara maju sudah teruji antara lain dihasilkannya ekspertasi
kualitas yang sangat tinggi dan peralihan atau pengembangan ke sektor Jasa.
Indonesia memiliki penduduk yang
tergolong banyak namun kualitan SDMnya tidak dapat mengalahkan negara maju
seperti Jepang, Amerika dan Uni soviet. Kekuatan 10 orang Indonesia itu sama
saja 1 orang di negara maju. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang
mendasar bahkan mendalam untuk menciptakan SDM yang berkualita. Diharapkan
sistem otomasi ini dapat meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia dan
menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Perlu di ingat bahwa sistem
otomasi tidak akan menggantikan sumberdaya manusia, namun melengkapi kegiatan
manusia.
Dalam menghadapi AFTA 2015,
Indonesia harus menciptakan sebuah proteksi agar Indonesia tidak terancam
keberadaannya. Hal yang harus di persiapkan antara lain yaitu kewajiban
importir ataupun import barang dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal
tersebut sangatlah vital untuk menambah harga saing dan harga diri bangsa
Indonesia. Selain itu pola pikir masyarakat harus terbuka untuk menghadapi
otomasi dan AFTA 2015. Jika semua pekerjaan dilakukan secara manual, dampaknya
akan lebih besar dibanding yang dipikirkan. Misalnya seseorang yang terluka
atau cacat akibat kegiatan industri manual. Pasti biayanya akan lebih besar
lagi yang dikeluarkan. Otomasi pasti akan dihadapi dan akan banyak benefit yang
didapat. Pengeluaran untuk otomasi pasti bisa tertutupi dengan kinerja otomasi
yang sejalan/seimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar