Selasa, 25 November 2014

Resume Kuliah Tamu Program Studi Teknik Industri

Part I
Judul             : Universal Design and Ergonomics
                        for All Ages and Abilities
Pembicara    : Irma Nur Afiah

            Banyak universitas yang dapat dipilih untuk melanjutkan program sturdi di Jepang, antara lain Kyushu University, Fukuoka, Japan. Kyushu University merupakan universitas tertua di Jepang dan menyediakan program S3 untuk Industrial Engineering. Selain itu Kyushu University juga memperkenalkan sistem biomechanics, 3D motion system, memperkenalkan pola hidup sehat, dan melayani penyandang disabilitas. Kyushu University memiliki peringkat yang menjanjikan baik di dunia, asia maupun di negara Jepang menurut beberapa versi. Kyushu University menempati peringkat 133 di dunia, 48 di Asia dan ranking 8 di Jepang.
Akses selama kuliah di Jepang juga tergolong mudah. Di Jepang juga terdapat perkumpulan mahasiswa Indonesia maupun mancanegara. Banyak event yang dapat dihadiri antara lain Grand Liftar Ramadhan, acara Idul Fitri, Natsu Matsuri, Yamakasa, Support for Gaza dan lain-lain. Program S3 yang ditawarkan untuk Teknik Industri antara lain Ergonomics for All Ages and Abilitis. Yang dipelajari dari program studi tersebut yaitu bagaimana cara mengkaitkan produk dan teknologi yang diciptakan dengan mengimbangkan kebutuhan manuasia (masyarakat), antara lain mengenai usia, kebutuhan, postur tubuh dan abilitas/disabilitas tubuh.
Di Jepang telah banyak diciptakan produk yang gunanya mendukung kegiatan kesehatan, teknologi yang canggih, produk yang efisien dan bermutu, produk yang sengaja diciptakan untuk penyandang disabilitas dan juga produk lain yang tentunya mendukung usia dan kebutuhan si pemakai. Kyushu University menyediakan laboraturium untuk penyandang disabilitas dengan tujuan membantu mereka agar mampu menghadapi situasi apapun dengan keterbatasan.
Ergonomics for All Ages and Abilitis mengajarkan bagaimana cara mengkaitkan kebutuhan manusia dengan menerapkan teori-teori dan metode desain untuk menciptakan inovasi baru. Contoh produk Jepang yang telah terealisasikan antara lain handphone dengan tombil besar khusus untuk lansia, gunting yang di desain khusus untuk penyandang disabilitas, kursi roda yang dapat berjalan secara otomatis, produk kesehatan yang comfortable, sabun dengan busa yang banyak, produk interior rumah dan masih banyak lagi.
Part II
Judul             : Peluang, Tantangan dan Ancaman 
                         AFTA 2015
Pembicara    : Dwi Priyanto S. Si, MT.

            AFTA 2015 merupakan peluang, tantangan dan juga merupakan ancaman bagi Indonesia. Untuk menghadapinya diperlukan daya saing, antara lain daya saing SDM, Iklim investasi dan produktifitas, efisiensi serta kualitas.Inovasi yang harus dikembangkan antara lain inovasi produk, inovasi proses dan inovasi strategis. Di negara maju seperti Amerika, Jepang dan Negara Eropa lain telah menerapkan sistem otomasi di kegiatan perindistrian. Sistem otomasi dapat meningkatkan daya saing untuk meningkatkan kualitas produk Indonesia.
Otomasi masih bersifat kontradiktif di Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa penerapan otomasi memerlukan biaya besar-besaran dan akan menciptkan pengangguran  sumberdaya manusia akibat digunakannya sumber daya mesin. Sebetulnya otomasi telah lama digunakan Indonesia untuk berbagai kegiatan industri, seperti otomasi pembangkit listrik, security and alarm, otomasi dalam industri minyak, otomasi dalam industri manufaktur dan aplikasi otomasi dalam industri jasa, seperti mesin pengambilan antrian dan karcis parkir, dan masih banyak lagi. Pada kenyatannya sistem otomasi di perindustrian tidak akan menyebabkan pengangguran, namun sebaliknya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
            Tujuan utama otomasi di perindustrian antara lain untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan mutu, efisiensi waktu dan energi, mengantisipasi biaya buruh yang tinggi, meringkankan pekerjaan yang dilakukan secara manual dan sebagainya. Realitas otomasi di negara maju sudah teruji antara lain dihasilkannya ekspertasi kualitas yang sangat tinggi dan peralihan atau pengembangan ke sektor Jasa.
Indonesia memiliki penduduk yang tergolong banyak namun kualitan SDMnya tidak dapat mengalahkan negara maju seperti Jepang, Amerika dan Uni soviet. Kekuatan 10 orang Indonesia itu sama saja 1 orang di negara maju. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang mendasar bahkan mendalam untuk menciptakan SDM yang berkualita. Diharapkan sistem otomasi ini dapat meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia dan menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Perlu di ingat bahwa sistem otomasi tidak akan menggantikan sumberdaya manusia, namun melengkapi kegiatan manusia.
            Dalam menghadapi AFTA 2015, Indonesia harus menciptakan sebuah proteksi agar Indonesia tidak terancam keberadaannya. Hal yang harus di persiapkan antara lain yaitu kewajiban importir ataupun import barang dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut sangatlah vital untuk menambah harga saing dan harga diri bangsa Indonesia. Selain itu pola pikir masyarakat harus terbuka untuk menghadapi otomasi dan AFTA 2015. Jika semua pekerjaan dilakukan secara manual, dampaknya akan lebih besar dibanding yang dipikirkan. Misalnya seseorang yang terluka atau cacat akibat kegiatan industri manual. Pasti biayanya akan lebih besar lagi yang dikeluarkan. Otomasi pasti akan dihadapi dan akan banyak benefit yang didapat. Pengeluaran untuk otomasi pasti bisa tertutupi dengan kinerja otomasi yang sejalan/seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar