REVIEW JURNAL
“PENYISIHAN AMONIAK DAN KEKERUHAN PADA SISTEM
RESIRKULASI BUDIDAYA KEPITING DENGAN TEKNOLOGI MEMBRAN BIOFILTER”
Karya: Malida Fauzzia, Izza Rahmawati, Dr. I Nyoman
Widiasa, ST.MT.
Universitas Diponegoro
Identitas
Jurnal yang direview adalah sebuah
jurnal Teknologi Kimia dan Industri yang ditulis oleh Malida Fauzzia,
Izza Rahmawati dan Dr. I Nyoman Widiasa, ST.MT. dari Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,
Semarang, 50239. Jurnal yang berjudul “Penyisihan Amoniak dan Kekeruhan Pada
Sistem Resirkulasi Budidaya Kepiting dengan Teknologi Membran Biofilter” ini
diterbitkan pada tahun 2013 dengan volume 02, No. 2, rentang halaman 155-161.
@2013 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki.
Abstrak
Jurnal ini ditulis dengan tujuan
untuk menyisihkan amoniak dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi
menggunakan membran biofilter. Jurnal ini juga ditulis dengan tujuan
menghilangkan kekeruhan (fouling) akibat dari aktivitas budidaya kepiting dengan
menggunakan membran ultrafiltrasi. Kata kunci yang digunakan: kepiting, akuakultur, biofilter, membran
ultrafiltrasi, amonia, kekeruhan, fouling.
Latar Belakang
Kepiting
merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis. Hambatan yang
sering terjadi pada usaha budidaya kepiting di tambak adalah keterbatasan lahan
dan air. Aktifitas budidaya kepiting tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan
yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil metabolisme kepiting.
Limbah yang dihasilkan seperti amoniak bersifat toksik (racun) pada konsentrasi
tinggi serta kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada kepiting.
Hambatan
yang sering terjadi pada usaha budidaya kepiting di tambak adalah ketersediaan
lahan dan air. Ketersediaan lahan dan air pada budidaya kepiting semakin terbatas
seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan pembangunan. Aktifitas
budidaya kepiting juga tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan, terutama
dari sisa pakan, feses, dan hasil
metabolisme kepiting. Limbah yang dihasilkan seperti amoniak bersifat toksik
(racun) sehingga dalam konsentrasi tinggi dapat meracuni organisme budidaya.
Akumulasi amoniak pada media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan
kualitas perairanyang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya
kepiting.
Metode
Alternatif teknologi yang digunakan untuk mengatasi penurunan produksi
kepiting akibat minimnya ketersediaan lahan dan penurunan kualitas air yaitu
sistem resirkulasi air dengan menggunakan membran biofilter. Membran biofilter
ini digunakan untuk menjaga kualitas air yaitu untuk menyisihkan amoniak dengan
kadar tidak lebih 0,1 ppm dan menghilangkan kekeruhan sampai <30 NTU.
Biofilter digunakan untuk menyisihkan amoniak dengan proses nitrifikasi dan
denitrifikasi dengan menggunakan mikroorganisme secara aerob dan anaerob.
Membran yang digunakan untuk mengurangi kekeruhan adalah membran ultrafiltrasi.
Fluks pada membran akan menentukan kinerja membran. Jika fluks menurun 85% dari
fluks awal, hal ini mengindikasikan terjadinya fouling pada membran. Fouling
ini dapat diatasi dengan pencucian. Salah satunya adalah backwash.
Bahan
yang digunakan sebagai umpan pada penelitian ini adalah air dari pemeliharaan
kepiting. Dalam penelitian ini pengukuran kadar amoniak menggunakan
spektrofotometer dan untuk mengukur turbiditi menggunakan turbiditymeter.
Pengendalian fouling dilakukan dengan automatic
backwash.
Hasil dan Pembahasan
Secara statistik, pembahasan dari
hasil budidaya kepiting ini terbagi menjadi 6 bagian antara lain, pengaruh
amonia terhadap kelangsungan hidup kepiting, pengaruh waktu terhadap penurunan
amonia, pengaruh banyaknya pakan terhadap turbidity, pengruh turbidity terhadap
kelangsungan hidup kepiting, pengaruh waktu terhadap penurunan turbidity pada
membran, dan pengendalian fouling.
Analisis Kritis
Meta analisis adalah metode yang
berguna untuk mengevaluasi nilai empris dari suatu masalah. Agregasi dari hasil
penelitian banyak meningkatkan ukuran sampel pengamatan dan mengurangi standard
error dari estimasi. Penggunaan biofilter dapat menurunkan kadar amoniak dari
4,41 mg/L sampai 1,48 mg/L selama 7 hari. Turbiditi dapat diturunkan dengan
menggunakan membran ultrafiltrasi. Pada membran ultrafiltrasi pengendalian
fouling dapat dilakukan dengan backwash 30 menit 15 detik. Hal ini ditunjukkan
dengan fluks pada membran yang tinggi. Kualitas air merupakan faktoryang sangat
penting dalam pemeliharaan kepiting karena akan menentukan hasil yang
diperoleh. Oleh karena itu kondisi kualitas air harus benar-benar dijaga.
Sebagai tempat hidup kepiting, kualitas air sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisika dan kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak,
nitrit dan nitrat. Kandungan amniak dan adanya kekeruhan yang dihasilkan dari
sisa pakan dan ekskresi dari kepiting akan sangat mempengaruhi pemeliharaan
kepiting dalam sitem resirkulasi akuakultur.
Kesimpulan
Pada penelitian ini telah berhasil
menurunkan kadar amoniak dan turbiditi pada budidaya kepiting menggunakan
membran biofilter. Dari penelitian tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain:
1.
Penurunan kadar amonia dapat
dilakukan dengan biofilter, dimana air di sirkulasi dalam biofilter dengan
media bioball sebagai tempat tumbuh mikroorganisme yang berperan dalam proses
nitrifikasi. Kadar amonia dapat diturunkan dari 4,41mg/L menjadi 1,48 mg/L
selama 7 hari.
2.
Membran ultrafiltrasi dapat
menurunkan turbiditi dalam pengolahan air pada pemeliharaan kepiting untuk
menjaga kualitas air. Turbiditi dapat diturunkan dari 0,3 NTU sampai 0,05 NTU.
3.
Pengendalian fouling dapat dilakukan
dengan setting backwash 30 menit 15 detik. Pada setting backwash ini, di dapat
fluks yang paling tinggi, yaitu 41,2 L/m2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar