Minggu, 19 Oktober 2014

REVIEW JURNAL



REVIEW JURNAL
“PENYISIHAN AMONIAK DAN KEKERUHAN PADA SISTEM RESIRKULASI BUDIDAYA KEPITING DENGAN TEKNOLOGI MEMBRAN BIOFILTER”
Karya: Malida Fauzzia, Izza Rahmawati, Dr. I Nyoman Widiasa, ST.MT.
Universitas Diponegoro

Identitas
Jurnal yang direview adalah sebuah jurnal Teknologi Kimia dan Industri yang ditulis oleh  Malida Fauzzia, Izza Rahmawati dan Dr. I Nyoman Widiasa, ST.MT. dari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239. Jurnal yang berjudul “Penyisihan Amoniak dan Kekeruhan Pada Sistem Resirkulasi Budidaya Kepiting dengan Teknologi Membran Biofilter” ini diterbitkan pada tahun 2013 dengan volume 02, No. 2, rentang halaman 155-161. @2013 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki.

Abstrak
Jurnal ini ditulis dengan tujuan untuk menyisihkan amoniak dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi menggunakan membran biofilter. Jurnal ini juga ditulis dengan tujuan menghilangkan kekeruhan (fouling) akibat dari aktivitas budidaya kepiting dengan menggunakan membran ultrafiltrasi. Kata kunci yang digunakan: kepiting, akuakultur, biofilter, membran ultrafiltrasi, amonia, kekeruhan, fouling.

Latar Belakang
            Kepiting merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis. Hambatan yang sering terjadi pada usaha budidaya kepiting di tambak adalah keterbatasan lahan dan air. Aktifitas budidaya kepiting tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil metabolisme kepiting. Limbah yang dihasilkan seperti amoniak bersifat toksik (racun) pada konsentrasi tinggi serta kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada kepiting.
            Hambatan yang sering terjadi pada usaha budidaya kepiting di tambak adalah ketersediaan lahan dan air. Ketersediaan lahan dan air pada budidaya kepiting semakin terbatas seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan pembangunan. Aktifitas budidaya kepiting juga tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan, terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil metabolisme kepiting. Limbah yang dihasilkan seperti amoniak bersifat toksik (racun) sehingga dalam konsentrasi tinggi dapat meracuni organisme budidaya. Akumulasi amoniak pada media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas perairanyang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya kepiting.

Metode
            Alternatif teknologi yang digunakan untuk mengatasi penurunan produksi kepiting akibat minimnya ketersediaan lahan dan penurunan kualitas air yaitu sistem resirkulasi air dengan menggunakan membran biofilter. Membran biofilter ini digunakan untuk menjaga kualitas air yaitu untuk menyisihkan amoniak dengan kadar tidak lebih 0,1 ppm dan menghilangkan kekeruhan sampai <30 NTU. Biofilter digunakan untuk menyisihkan amoniak dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi dengan menggunakan mikroorganisme secara aerob dan anaerob. Membran yang digunakan untuk mengurangi kekeruhan adalah membran ultrafiltrasi. Fluks pada membran akan menentukan kinerja membran. Jika fluks menurun 85% dari fluks awal, hal ini mengindikasikan terjadinya fouling pada membran. Fouling ini dapat diatasi dengan pencucian. Salah satunya adalah backwash.
            Bahan yang digunakan sebagai umpan pada penelitian ini adalah air dari pemeliharaan kepiting. Dalam penelitian ini pengukuran kadar amoniak menggunakan spektrofotometer dan untuk mengukur turbiditi menggunakan turbiditymeter. Pengendalian fouling dilakukan dengan automatic backwash.

Hasil dan Pembahasan
Secara statistik, pembahasan dari hasil budidaya kepiting ini terbagi menjadi 6 bagian antara lain, pengaruh amonia terhadap kelangsungan hidup kepiting, pengaruh waktu terhadap penurunan amonia, pengaruh banyaknya pakan terhadap turbidity, pengruh turbidity terhadap kelangsungan hidup kepiting, pengaruh waktu terhadap penurunan turbidity pada membran, dan pengendalian fouling.

Analisis Kritis
Meta analisis adalah metode yang berguna untuk mengevaluasi nilai empris dari suatu masalah. Agregasi dari hasil penelitian banyak meningkatkan ukuran sampel pengamatan dan mengurangi standard error dari estimasi. Penggunaan biofilter dapat menurunkan kadar amoniak dari 4,41 mg/L sampai 1,48 mg/L selama 7 hari. Turbiditi dapat diturunkan dengan menggunakan membran ultrafiltrasi. Pada membran ultrafiltrasi pengendalian fouling dapat dilakukan dengan backwash 30 menit 15 detik. Hal ini ditunjukkan dengan fluks pada membran yang tinggi. Kualitas air merupakan faktoryang sangat penting dalam pemeliharaan kepiting karena akan menentukan hasil yang diperoleh. Oleh karena itu kondisi kualitas air harus benar-benar dijaga. Sebagai tempat hidup kepiting, kualitas air sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisika dan kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak, nitrit dan nitrat. Kandungan amniak dan adanya kekeruhan yang dihasilkan dari sisa pakan dan ekskresi dari kepiting akan sangat mempengaruhi pemeliharaan kepiting dalam sitem resirkulasi akuakultur.

Kesimpulan
Pada penelitian ini telah berhasil menurunkan kadar amoniak dan turbiditi pada budidaya kepiting menggunakan membran biofilter. Dari penelitian tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1.      Penurunan kadar amonia dapat dilakukan dengan biofilter, dimana air di sirkulasi dalam biofilter dengan media bioball sebagai tempat tumbuh mikroorganisme yang berperan dalam proses nitrifikasi. Kadar amonia dapat diturunkan dari 4,41mg/L menjadi 1,48 mg/L selama 7 hari.
2.      Membran ultrafiltrasi dapat menurunkan turbiditi dalam pengolahan air pada pemeliharaan kepiting untuk menjaga kualitas air. Turbiditi dapat diturunkan dari 0,3 NTU sampai 0,05 NTU.
3.      Pengendalian fouling dapat dilakukan dengan setting backwash 30 menit 15 detik. Pada setting backwash ini, di dapat fluks yang paling tinggi, yaitu 41,2 L/m2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar