Rabu, 18 November 2015

MATERIAL MANAGEMENT



AUDIT INTERGRITAS MANAJEMEN KUALITATIF DALAM TINGKAT MATERIALITAS

Abstract

Audit of financial statements intended to obtain reasonable assurance that financial statements are

free of material misstatement. Auditor in planning and implementing audit concern with the problem

material financial statement and not responsibility for error or deception is not material to the financial

statements. Management integrity as principal support of quality control environment and the primary

elements internal control that could affect the auditor’s decisions in the determination of materiality.

Integrity is the ethical standard in the institution include management action to reduce or elimination

the urge and temptation that my cause personnel to act dishonest, illegal or unethical. Though a

qualitative methodology, researcher conduct studies on the role integrity management in the

determination level of materiality. The research was conducted three stages, stages a thorough

exploration, focus exploration and confirmation phase. Analysis of data with the logic of pairing

patterns approach include analysis domain and taxonomic analysis. Seen factors misstatements in the

previous period , while the qualitative factor is the decision of the consideration partner . But the

decision was taken based on various things related to the previous information , especially the risks of arising .Based on the results of research that integrity management is not major consideration in the determination of materiality.

 

Keywords: Audit, Integrity Management, Materiality, Qualitativ



Abstrak
Audit laporan keuangan dimaksudkan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit yang perhatian dengan masalah laporan keuangan material dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau penipuan tidak material terhadap laporan keuangan. Integritas manajemen sebagai dukungan utama dari lingkungan pengendalian kualitas dan unsur-unsur utama pengendalian internal yang dapat mempengaruhi keputusan auditor dalam penentuan materialitas. Integritas adalah standar etika dalam lembaga termasuk tindakan manajemen untuk mengurangi atau penghapusan dorongan dan godaan yang menyebabkan saya personil untuk bertindak tidak jujur, ilegal atau tidak etis. Meskipun metodologi kualitatif, perilaku peneliti studi tentang manajemen integritas peran dalam tingkat penentuan materialitas. Penelitian dilakukan tiga tahap, tahap eksplorasi menyeluruh, eksplorasi fokus dan fase konfirmasi. Analisis data dengan logika pendekatan pola pasangan meliputi analisis domain dan analisis taksonomi. Dilihat faktor-faktor salah saji pada periode sebelumnya, sedangkan faktor kualitatif merupakan keputusan dari pertimbangan partner. Tapi keputusan tersebut diambil berdasarkan berbagai hal informasi sebelumnya khususnya terkait dengan risko yang timbul. Berdasarkan hasil penelitian bahwa manajemen integritas tidak pertimbangan utama dalam penentuan materialitas.

Kata kunci : Audit, Manajemen Integritas, Materialitas, Kualitatif


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Standar audit mengharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Keyakinan bahwa laporan keuangan telah disajikan bebas salah saji material menjadi dasar yang memadai untuk memberikan pendapat. Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila dampaknya secara individu atau keseluruhan cukup signifikan, sehingga laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dalam semua hal material. Salah saji laporan keuangan dapat disebabkan kekeliruan atau kecurangan. Auditor dalam merencanakan dan melaksanakan audit berkepentingan dengan masalah-masalah yang mungkin material terhadap laporan keuangan dan tidak bertanggung jawab terhadap kekeliruan atau kecurangan tidak material terhadap laporan keuangan. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan professional dan dipengaruhi pemahaman auditor terhadap kebutuhan pengguna.

Rumusan Masalah
Penelitian ini berusaha mengungkapkan kembali peran integritas manajemen dalam penetapan tingkat materialitas. Lebih lanjut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menempatkan integritas manajemen sebagai faktor yang dapat mempengaruhi salah saji laporan keuangan (IAI, 2001:317.7). Karena integritas manajemen merupakan elemen penopang efektivitas pengendalian intern. Maka rumusan penelitiannya adalah “Bagaimana peran integritas manajemen dalam penetapan tingkat materialitas”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang peran integritas manajemen dalam penetapan materialitas. Mengurangi Lead Time (tenggang waktu), Memperlancar laju produksi, Melindungi perusahaan dari kekurangan persediaan pada saat permintaan di luar perkiraan. Penelitian ini dilakukan terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) dan dalam kondisi pada saat dilakukan penelitian sehingga hasil penelitian ini hanya relevan saat periode penelitian dan khusus yang terjadi hanya pada KAP tersebut.

METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan pendekatan metodologi kualitatif. Pemahaman dan pengungkapan objek penelitian dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Teknik penelitian yang dikembangkan dengan kualitatif logik, berupa deskritif atas data dan hasil wawancara, kemudian dilakukan interpretasi. Tujuannya adalah untuk membuat kerangka pola sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan proses dari hasil pengolahan data.
Tahapan penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap eksplorasi menyeluruh, tahap eksplorasi terfokus dan tahap konfirmasi dengan pendekatan Triagulasi. Metode Triagulasi merupakan teknik memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding data tersebut.
Integritas yang dimaksud disini adalah mengacu pada definisi SPAP yaitu merupakan kemampuan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan personel melakukan tindakan tidak jujur, melangar hukum, atau melanggar etika.

HASIL DAN PEMBAHASAN
 Untuk dapat melakukan pengendalian terhadap inventori dalam konteks permintaan yang dependen, salah satu dari beberapa sistim yang dapat digunakan adalah Material Requirement Planning (MRP) System atau sering juga disebut "Little" MRP. MRP merupakan sistim yang dirancang untuk kepentingan perusahaan manufaktur termasuk perusahaan kecil. Alasannya adalah bahwa MRP merupakan pendekatan yang logis dan mudah dipahami untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan penentuan jumlah bagian, komponen, dan material yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir. MRP juga memberikan skedul waktu yang terinci kapan setiap komponen, material dan bagian harus dipesan atau diproduksi.
BEBERAPA HAL DASAR Model MRP
-          Sistem pengendalian persediaan dan juga perencanaannya berbasis komputer.
-          Menghasilkan jadwal kebutuhan bahan baku, komponen, sub-assembly; jenis,waktu, dan jumlah
-          Berkembang menjadi MRP II, kemudian ERP

MRP didasarkan pada  permintaan dependen. Permintaan dependen adalah permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. MRP digunakan pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-shop, yakni industri yang memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah yang relatif sedikit.
Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
  1. Memperbaiki layanan kepada pelanggan,
  2. Meminimisasi investasi pada inventori, dan
  3. Memaksimisasi efisiensi operasi
Filosofi MRP adalah “menyediakan” komponen, material yang diperlukan pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat. Secara metodologi atau prosedur audit faktor kualitatif merupakan salah satu faktor yang dijadikan pertimbangan. Sebab berdasarkan dari hasil pengumpulan dokumen-dokumen ditemukan sebuah pernyataan apakah dalam penetapan materialitas mempertimbangkan faktor kualitatif. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan CCyang mempunyai jabatan sebagai manajer audit menyatakan “Kualitatif, secara metodologi iya setelah penetapan secara kuantitatif.” Keputusan terakhir dalam penetapan perhitungan tingkat materialitas oleh partner, termasuk pertimbangan-pertimbangan yang dijadikan dasar baik factor kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan asisten (senior, asisten manajer, dan manajer) kapasitasnya mengajukan perhitungan dan pertimbagan-pertimbangan yang dijadikan dasar.


KESIMPULAN
Secara metodologi audit peneliti menemukan bahwa di dalam penetapan tingkat materialitas terdapat komponen kualitatif. Berdasarkan observasi terhadap kertas kerja komponen kualitatif dalam penetapan materialitas bukan merupakan bagian komponen yang dijadikan pertimbangan penetapan materiallitas. Apabila mengacu dokumen kertas kerja bahwa perusahaan tersebut ditemukan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan tingkat komitmen klien terhadap aspek integritas. Berdasarkan hasil wawancara ternyata faktor integritas manajemen sebagai salah satu komponen faktor kualitatif tidak pernah digunakan sebagai komponen dalam pertimbangan dalam penetapan tingkat materialitas. Sebab menurut narasumber tidak mudah dalam proses penetapannya dan hal ini dikuatkan pernyataan para narasumber selama pengalaman bekerja belum pernah mempergunakan komponen tersebut. Jadi integritas manajemen bukan merupakan pertimbangan utama dalam penetapan materialitas.

DAFTAR PUSTAKA
Beaulieu, Philip R. 2001. The Effect of Judgments of New Client’s Integrity upon Risk Judgments. Audit Evidance, and Fess. Auditing A Journal of Practice & Theory.

Bell, Timothy B dan Carcello, Joseph. 2000. Research Notes A Decision Aid for Assessing the Likelihood of Fraudulent Financial Reporting. Auditing: A Journal of Practice & Theory.

Suartana, I Wayan. 2008. Pengalaman Audit, Red Flags, dan Urutan Bukti. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar