AUDIT INTERGRITAS MANAJEMEN KUALITATIF DALAM TINGKAT
MATERIALITAS
Abstract
Audit of financial statements intended to obtain reasonable assurance that financial statements are
free of material misstatement. Auditor in planning and implementing audit concern with the problem
material financial statement and not responsibility for error or deception is not material to the financial
statements. Management integrity as principal support of quality control environment and the primary
elements internal control that could affect the auditor’s decisions in the determination of materiality.
Integrity is the ethical standard in the institution include management action to reduce or elimination
the urge and temptation that my cause personnel to act dishonest, illegal or unethical. Though a
qualitative methodology, researcher conduct studies on the role integrity management in the
determination level of materiality. The research was conducted three stages, stages a thorough
exploration, focus exploration and confirmation phase. Analysis of data with the logic of pairing
patterns approach include analysis domain and taxonomic analysis. Seen factors misstatements in the
previous period , while the qualitative factor is the decision of the consideration partner . But the
decision was taken based on various things related to the previous information , especially the risks of arising .Based on the results of research that integrity management is not major consideration in the determination of materiality.
Keywords: Audit, Integrity Management, Materiality, Qualitative
Abstrak
Audit laporan
keuangan dimaksudkan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
yang perhatian dengan masalah laporan keuangan material dan tidak bertanggung
jawab atas kesalahan atau penipuan tidak material terhadap laporan keuangan.
Integritas manajemen sebagai dukungan utama dari lingkungan pengendalian
kualitas dan unsur-unsur utama pengendalian internal yang dapat mempengaruhi
keputusan auditor dalam penentuan materialitas. Integritas adalah standar etika
dalam lembaga termasuk tindakan manajemen untuk mengurangi atau penghapusan
dorongan dan godaan yang menyebabkan saya personil untuk bertindak tidak jujur,
ilegal atau tidak etis. Meskipun metodologi kualitatif, perilaku peneliti studi
tentang manajemen integritas peran dalam tingkat penentuan materialitas. Penelitian
dilakukan tiga tahap, tahap eksplorasi menyeluruh, eksplorasi fokus dan fase
konfirmasi. Analisis data dengan logika pendekatan pola pasangan meliputi analisis domain dan analisis
taksonomi. Dilihat faktor-faktor salah saji
pada periode sebelumnya, sedangkan faktor kualitatif merupakan keputusan dari
pertimbangan partner. Tapi keputusan tersebut diambil berdasarkan berbagai hal
informasi sebelumnya khususnya terkait dengan risko yang timbul. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa manajemen integritas tidak pertimbangan utama dalam
penentuan materialitas.
Kata kunci : Audit, Manajemen Integritas, Materialitas, Kualitatif
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Standar audit mengharuskan untuk
merencanakan dan melaksanakan audit yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Keyakinan
bahwa laporan keuangan telah disajikan bebas salah saji material menjadi dasar
yang memadai untuk memberikan pendapat. Laporan keuangan mengandung salah saji
material apabila dampaknya secara individu atau keseluruhan cukup signifikan, sehingga
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dalam semua hal material. Salah saji
laporan keuangan dapat disebabkan kekeliruan atau kecurangan. Auditor dalam
merencanakan dan melaksanakan audit berkepentingan dengan masalah-masalah yang
mungkin material terhadap laporan keuangan dan tidak bertanggung jawab terhadap
kekeliruan atau kecurangan tidak material terhadap laporan keuangan. Pertimbangan
auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan professional dan
dipengaruhi pemahaman auditor terhadap kebutuhan pengguna.
Rumusan
Masalah
Penelitian
ini berusaha mengungkapkan kembali peran integritas manajemen dalam penetapan
tingkat materialitas. Lebih lanjut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
menempatkan integritas manajemen sebagai faktor yang dapat mempengaruhi salah
saji laporan keuangan (IAI, 2001:317.7). Karena integritas manajemen merupakan
elemen penopang efektivitas pengendalian intern. Maka rumusan penelitiannya
adalah “Bagaimana peran integritas manajemen dalam penetapan tingkat
materialitas”.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang peran integritas manajemen
dalam penetapan materialitas. Mengurangi
Lead Time (tenggang waktu), Memperlancar laju produksi, Melindungi
perusahaan dari kekurangan persediaan pada saat permintaan di luar perkiraan.
Penelitian ini dilakukan terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) dan dalam kondisi
pada saat dilakukan penelitian sehingga hasil penelitian ini hanya relevan saat
periode penelitian dan khusus yang terjadi hanya pada KAP tersebut.
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan pendekatan metodologi
kualitatif. Pemahaman dan pengungkapan objek penelitian dilakukan dengan
wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Teknik penelitian yang dikembangkan dengan
kualitatif logik, berupa deskritif atas data dan hasil wawancara, kemudian
dilakukan interpretasi. Tujuannya adalah untuk membuat kerangka pola
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan proses dari
hasil pengolahan data.
Tahapan penelitian dilaksanakan
dalam tiga tahap yaitu tahap eksplorasi menyeluruh, tahap eksplorasi terfokus dan
tahap konfirmasi dengan pendekatan Triagulasi. Metode Triagulasi merupakan teknik
memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau pembanding data tersebut.
Integritas yang dimaksud disini
adalah mengacu pada definisi SPAP yaitu merupakan kemampuan manajemen untuk
menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan
personel melakukan tindakan tidak jujur, melangar hukum, atau melanggar etika.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Untuk
dapat melakukan pengendalian terhadap inventori dalam konteks permintaan yang
dependen, salah satu dari beberapa sistim yang dapat digunakan adalah Material
Requirement Planning (MRP) System atau sering juga disebut "Little"
MRP. MRP merupakan sistim yang dirancang untuk kepentingan perusahaan
manufaktur termasuk perusahaan kecil. Alasannya adalah bahwa MRP merupakan
pendekatan yang logis dan mudah dipahami untuk memecahkan masalah-masalah yang
terkait dengan penentuan jumlah bagian, komponen, dan material yang diperlukan
untuk menghasilkan produk akhir. MRP juga memberikan skedul waktu yang terinci
kapan setiap komponen, material dan bagian harus dipesan atau diproduksi.
BEBERAPA
HAL DASAR Model MRP
-
Sistem pengendalian persediaan dan
juga perencanaannya berbasis komputer.
-
Menghasilkan jadwal kebutuhan bahan
baku, komponen, sub-assembly; jenis,waktu, dan jumlah
-
Berkembang menjadi MRP II, kemudian
ERP
MRP
didasarkan pada permintaan dependen. Permintaan dependen adalah
permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih
tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan
dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. MRP digunakan pada berbagai
industri terutama yang berkarakteristik job-shop, yakni industri yang
memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif
sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan
produk dalam jumlah yang relatif sedikit.
Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
- Memperbaiki layanan kepada pelanggan,
- Meminimisasi investasi pada inventori, dan
- Memaksimisasi efisiensi operasi
Filosofi MRP adalah “menyediakan”
komponen, material yang diperlukan pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat. Secara
metodologi atau prosedur audit faktor kualitatif merupakan salah satu faktor
yang dijadikan pertimbangan. Sebab berdasarkan dari hasil pengumpulan dokumen-dokumen
ditemukan sebuah pernyataan apakah dalam penetapan materialitas
mempertimbangkan faktor kualitatif. Selain itu berdasarkan hasil wawancara
dengan CCyang mempunyai jabatan sebagai manajer audit menyatakan “Kualitatif, secara
metodologi iya setelah penetapan secara kuantitatif.” Keputusan terakhir dalam
penetapan perhitungan tingkat materialitas oleh partner, termasuk pertimbangan-pertimbangan
yang dijadikan dasar baik factor kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan
asisten (senior, asisten manajer, dan manajer) kapasitasnya mengajukan
perhitungan dan pertimbagan-pertimbangan yang dijadikan dasar.
KESIMPULAN
Secara metodologi audit peneliti menemukan bahwa di
dalam penetapan tingkat materialitas terdapat komponen kualitatif. Berdasarkan
observasi terhadap kertas kerja komponen kualitatif dalam penetapan materialitas
bukan merupakan bagian komponen yang dijadikan pertimbangan penetapan materiallitas.
Apabila mengacu dokumen kertas kerja bahwa perusahaan tersebut ditemukan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan penurunan tingkat komitmen klien terhadap aspek integritas.
Berdasarkan hasil wawancara ternyata faktor integritas manajemen sebagai salah satu
komponen faktor kualitatif tidak pernah digunakan sebagai komponen dalam
pertimbangan dalam penetapan tingkat materialitas. Sebab menurut narasumber
tidak mudah dalam proses penetapannya dan hal ini dikuatkan pernyataan para
narasumber selama pengalaman bekerja belum pernah mempergunakan komponen
tersebut. Jadi integritas manajemen bukan merupakan pertimbangan utama dalam
penetapan materialitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Beaulieu, Philip R. 2001. The Effect of Judgments of New
Client’s Integrity upon Risk Judgments. Audit Evidance, and Fess. Auditing A
Journal of Practice & Theory.
Bell, Timothy B dan Carcello, Joseph. 2000. Research Notes A
Decision Aid for Assessing the Likelihood of Fraudulent Financial Reporting.
Auditing: A Journal of Practice & Theory.
Suartana, I Wayan. 2008. Pengalaman Audit, Red Flags, dan
Urutan Bukti. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif. Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar